Rabu, 09 Oktober 2013

sejarah arema dan aremania

Sejarah Berdirinya AREMA dan AREMANIA


Tonggak Berdirinya AREMA dan AREMANIA
Arema, Solusi Masalah Geng Pemuda
Sejak tahun 1970-an, geng-geng pemuda bermunculan di berbagai kota besar di Indonesia, tak terkecuali di Malang dan Surabaya. Kelompok geng pemuda di Jawa Timur terpusat pada dua kota yang selalu bersaing dalam segala hal: Malang dan Surabaya. Kera Ngalam tidak akan pernah mau mengalah dengan arek Suroboyo. Manifestasi dari persaingan ini diwujudkan dalam berbagai hal, terutama di bidang balapan, musik, dan tinju. Dalam pengakuannya, Lucky Acub Zaenal yang dulu dikenal sebagai atlet balap nasional mengaku tidak pernah mau kalah dari pembalap Surabaya. Begitu juga dalam bermusik, pernah suatu hari konser Slank di Stadion Tambaksari Surabaya berujung kerusuhan yang melibatkan arek Malang dengan arek Suroboyo. Setiap kali terdapat kerusuhan besar, baik di Malang maupun Surabaya, selalu saja melibatkan dua kelompok pemuda dari masing-masing kota.
Geng pemuda yang ada di Malang memiliki basis wilayah yang tersebar di berbagai sudut kota. Saat itu muncul nama-nama geng seperti Argom (Armada Gombal, asal Kidul Dalem), Fanhalen (Federasi Anak Nakal Halangan, asal Celaket), Saga (Sumbersari Anak Ganas, asal Sumbersari), Arpanja (Arek Panjaitan, asal Betek), dan lainnya. Arek-arek Malang ini tampil dengan mewakili asal wilayah dimana ia tinggal, sehingga loyalitas akan kelompok wilayah dan egoisme yang berbalut identitas wilayah masing-masing kerap menjadi pemicu tawuran antar kelompok pemuda di Malang. Area pertarungan pemuda pun menyebar di berbagai sudut kota Malang, beberapa yang tempat yang terkenal antara lain: Bioskop Jl. Kelud, Alun-alun Kota, Stadion Gajayana, dan Pujasera Pulosari.
Generasi muda di Malang saat itu kebanyakan pengangguran yang tidak memiliki penyaluran potensi dan energi berlebih. Banyak dari mereka hanya berkegiatan seperti mengamen, menjadi juru parkir, berdagang asongan, atau hanya sekedar cangkruk saja. Ketiadaan penyaluran energi serta keinginan untuk memperluas wilayah kekuasaan memicu pertarungan antar kelompok pemuda di Malang, serta pertarungan eksistensi & perebutan wilayah strategis seperti pada beberapa tempat yang sudah penulis sebut di atas. Kondisi inilah yang membuat Mayjend TNI (purn) H. Acub Zainal berkewajiban untuk mengelola dan mengembangkan potensi yang dimiliki arek Malang agar berproses ke arah yang positif dan mampu meningkatkan harkat dan martabat arek Malang.
Mayjend TNI (purn) H. Acub Zainal yang saat itu menjabat sebagai Danrem 084 Baladika Jaya Surabaya melihat sepakbola dapat menjadi solusi bagi masalah pemuda. Berbekal pengalaman beliau sebagai pengelola klub sepakbola NIAC Mitra dan pernah membina anak-anak muda Irian Jaya guna dikirim ke kompetisi sepakbola internasional di Bangkok, beliau menawarkan kepada putranya (Lucky Acub Zainal) untuk mendirikan klub sepakbola di Malang. Kebijakan PSSI pada tahun 1987 yang membuka keran pendirian klub sepakbola profesional untuk berlaga pada kompetisi Galatama (Liga Sepakbola Utama), serta animo masyarakat Malang yang cukup tinggi pada setiap pertandingan Persema menjadi alasan utama mengapa Arema didirikan. Selain itu, generasi muda arek Malang di mata H. Acub Zainal memiliki energi dan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, tetapi tidak memiliki wadah pemersatu, sehingga kerap terjadi tawuran antar geng pemuda di Malang.
Walaupun di Malang ada klub sepakbola Persema, tetapi klub ini tidak mampu mengakomodir potensi yang dimiliki arek Malang saat itu. Tetap saja pada beberapa pertandingan Persema di Stadion Gajayana terjadi kericuhan antar geng pemuda. Selain karena Persema adalah klub amatir yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Malang, prestasi klub ini tidak pernah menonjol dalam kancah persepakbolaan nasional. Oleh karenanya banyak orang Malang yang menempuh perjalanan 3 jam ke Surabaya untuk menonton pertandingan NIAC Mitra dalam kompetisi Galatama. Sementara Persebaya yang bermain dalam kompetisi Perserikatan tetap menjadi musuh abadi arek Malang, sehingga tiap pertandingan Persema melawan Persebaya di Stadion Gajayana selalu dipenuhi penonton dan tak jarang terjadi kericuhan di dalam stadion.
Tanggal 11 Agustus 1987 klub sepakbola Arema resmi didirikan dan dipersiapkan untuk mengarungi kompetisi Galatama VIII / 1988. Peran militer dalam pembentukan tim sangat kuat, selain sumbangsih fisik berupa penyediaan asrama bagi pemain beserta fasilitas latihan di Kompleks TNI AU Abdulrachman Saleh, pihak TNI juga berperan dalam pelatihan dan seleksi pemain yang dilakukan dengan cara-cara militer. Guna menarik animo penonton dalam mengenalkan Arema, diundanglah tim elit Hallelujah FC asal Korea Selatan yang saat itu terkenal di wilayah Asia. Pertandingan yang dimenangkan oleh tim tamu dengan skor telak 1-5 itu mampu menarik perhatian warga Malang. Animo masyarakat terhadap Arema semakin tinggi, dan terus meningkat pada dua laga ujicoba berikutnya melawan Merpati Airlines FC dan Persema.
Arema dipilih menjadi nama resmi klub karena merupakan singkatan dari kata Arek Malang. Sudah menjadi hal yang umum bahwa nama klub saat itu bisa membedakan mana tim yang profesional dan mana yang amatir. Klub-klub sepakbola profesional yang berlaga pada kompetisi Galatama kebanyakan tidak menyebut daerah asal mereka, seperti: Pelita Jaya, Arseto, NIAC Mitra, Arema, Warna Agung, Perkesa 78, dan lainnya. Lima huruf A-R-E-M-A dipilih dengan tujuan menjadi simbol identitas pemuda (arek) yang berasal dari Malang, dengan kata lain Arema menjadi manifestasi bersatunya arek-arek Malang yang berasal dari berbagai kelompok pemuda.
Mengatasi masalah geng pemuda di Malang tidak cukup hanya dengan mendirikan Arema, tetapi setidaknya sejak tahun 1987 arek-arek Malang sudah memiliki wadah untuk menyalurkan energi dan potensi yang dimiliki. Apa yang dilakukan H. Acub Zainal dengan mendirikan Arema mampu melokalisir potensi-potensi kericuhan oleh arek Malang yang semula tersebar di berbagai wilayah Jawa Timur menjadi terpusat di Stadion Gajayana. Pemerintah beserta perangkat keamanan turut meredam masalah geng pemuda di Malang dengan berbagai cara seperti memunculkan Peraturan Daerah tentang peredaran minuman keras dan mengembangkan kebijakan tata wilayah kota. Bioskop Kelud yang kerap menjadi lokasi tawuran antar pemuda pun ditutup, fasilitas penerangan disana diperbanyak, dan dibangun pos polisi untuk menjaga keamanan. Begitu juga dengan Alun-alun Kota yang juga kerap menjadi ajang tawuran pemuda, penerangan dan fasilitas pariwisata dibangun disana, tidak lupa pos polisi di 2 sudut areal alun-alun.
Sentralisasi kegiatan arek-arek Malang di Stadion Gajayana membuat pendukung Arema saat itu memiliki kesan brutal. Yuli Sugianto yang kini menjadi dirigen Aremania menceritakan bahwa dirinya selalu membawa pedang ke stadion untuk jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dia mengatakan bahwa perlengkapan senjata tajam adalah hal yang umum dibawa ke dalam stadion saat itu. Suasana seperti itu membuat toko-toko dan rumah-rumah di sekitar Stadion Gajayana memilih tutup apabila Arema bertanding, geng pemuda kerap tawuran untuk memperebutkan eksistensi di dalam stadion atau sekedar membalas perlakuan kelompok lain di masa lalu. Bahkan kota Malang menjadi kota mati pada saat Arema bertanding, image buruk penonton sepakbola Arema cukup meresahkan warga Malang dan menggentarkan mereka untuk keluar rumah, apalagi bergerak ke arah stadion Gajayana.
Arema yang dikenal sebagai tim jago kandang di Galatama membuat stadion Gajayana terkesan angker bagi tim tamu yang akan melawan Arema. Raihan hasil positif Arema ketika bermain di kandang menarik animo masyarakat untuk menonton Arema. Hal ini membuat Lucky Acub Zainal berinisiatif untuk membentuk Arema Fans Club (AFC), sebuah wadah suporter yang dikelola oleh klub sepakbola Arema. Kehadiran Arema Fans Club rupanya kurang mendapat respon positif dari pendukung Arema, hal ini berujung pada pembubaran Arema Fans Club pada tahun 1994. Beberapa alasan yang mengemuka dalam pembubaran Arema Fans Club adalah masalah eksklusifitas organisasi dan tidak ada regenerasi. Arema Fans Club selama berdiri lebih banyak menjalin komunikasi dengan elemen suporter lain di luar kota. Kondisi ini tidak disukai oleh beberapa kelompok geng pemuda yang saat itu banyak menjadi pendukung Arema. Lagipula pengaruh pihak keamanan (kepolisian dan tentara) dalam Arema Fans Club sangat kental, sehingga menambah sikap antipati arek-arek Malang terhadap Arema Fans Club. Beberapa kelompok geng pemuda yang semula saling bertikai berkumpul untuk membahas penolakan terhadap Arema Fans Club. Penolakan geng-geng pemuda terhadap Arema Fans Club muncul karena keinginan untuk tidak disetir oleh Yayasan PS Arema (klub), apalagi saat itu ada isu bahwa Arema Fans Club ini memiliki “bau” aranet (tentara) dan silup (polisi), musuh utama geng-geng pemuda.
Medio 1994 Aremania muncul, belum jelas siapa dan darimana inisiator nama Aremania. Kata “Aremania” berasal dari “Arema” dan “Mania”, sebuah frase simbol fanatisme pendukung Arema. Suporter Arema yang pada dasarnya memiliki basis geng-geng pemuda dari berbagai wilayah kota Malang bersatu dalam satu identitas “Aremania” dan salam “satu jiwa”. Sikap independen Aremania terwujud pada tidak adanya pemimpin di dalam tubuh Aremania, pimpinan tertinggi adalah musyawarah mufakat dari korwil-korwil Aremania yang ada di Malang. Pembubaran Arema Fans Club sebagai instrumen suporter berbasis pada korwil tidak serta merta menghilangkan dukungan terhadap Arema. Sistem korwil (koordinator wilayah) menjadi peninggalan dari Arema Fans Club pasca pembubarannya, walaupun struktural di atas korwil secara resmi dihapuskan.
Berbagai korwil Aremania hadir di stadion membawa bendera dan desain pakaian sendiri-sendiri, dengan menitikberatkan pada warna biru, gambar singa, dan pernak-pernik lain yang membedakan dengan kelompok lain. Di dalam stadion setiap korwil Aremania memiliki wilayah sendiri-sendiri, korwil yang beranggotakan banyak orang jelas memiliki wilayah terluas di tribun stadion, sementara korwil-korwil kecil pada akhirnya masuk menjadi bagian di korwil besar tersebut. Adu kreatifitas menjadi pertarungan utama bagi kelompok-kelompok arek Malang di dalam stadion. Semula mereka saling beradu dalam bentuk desain bendera dan pakaian, selanjutnya setelah Juan Rodriguez “Pacho” Rubio bermain di Arema, persaingan mereka melebar dalam bentuk nyanyian dan tarian. Setiap korwil selalu berusaha untuk menyajikan sesuatu yang baru dan diterima oleh khalayak ramai penonton Arema. Oleh karenanya mereka berusaha mencipta yel-yel baru dan tarian-tarian baru untuk mendukung kesebelasan Arema.
Apa yang dilakukan kera-kera Ngalam ini berbuah positif. Termotivasi oleh keinginan untuk membedakan diri dengan karakter arek Suroboyo yang bondho nekat, Aremania berusaha melepaskan diri dari image brutal dan anarkis yang dulu pernah melekat erat. Kreatifitas dalam mendukung Arema di dalam stadion serta sikap santun kala melakoni tour ke luar kota berbuah apresiasi dari Agum Gumelar berupa penyerahan gelar The Best Supporter untuk pertama kalinya di Indonesia kepada Aremania pada tahun 2000. Apresiasi lain juga muncul dari luar kota Malang, banyak komunitas suporter lahir di kota-kota lain seperti The Jakmania di Jakarta, Slemania di Sleman, dan Pasoepati di Solo yang terinspirasi oleh Aremania. Pada akhirnya, sesuai dengan harapan pendirinya bahwa Arema akan mampu menjadi penyalur potensi yang dimiliki arek Malang telah terwujud. Ada rasa bangga yang lebih dari sekedar mendukung klub sepakbola, yakni tentang identitas diri dalam lima huruf A-R-E-M-A. Oleh karenanya, jangan heran apabila kata “saya orang Malang” atau “saya anak Malang” jarang terucap dari perantau asal Malang, tapi “saya Arema!”.
Salam Satoe Jiwa
SASAJI
for BAGAS from AREMANIA

Sabtu, 05 Oktober 2013

cara memperdalam iman islam

1. Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits
a. Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya
Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad 38:29)
”Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (QS, al-Israa’ 17:82)
b. Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.
c. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.
Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim) Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.
d. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam
Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya.
e. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Sejarah lain menceritakan tentang lumrahnya seorang tabi’in meng-khatamkan Qur’an dalam satu kali sholatnya. Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannnya.
2. Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (ma’rifatullah)
Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.
Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an. Salah satu keajaiban Al Qur’an adalah struktur matematis Al Qur’an. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal “hari” disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saa’ah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan mukjizat Al Quran dari sisi pandang lainnya yang membuktikan bahwa itu bukan karya manusia. Masih banyak pula mukjizat lainnya di alam ini yang membuktikan bahwa alam ini memiliki struktur yang sangat sempurna dan tidak mungkin tercipta dengan sendirinya. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar. Inilah yang menambah kecilnya diri kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.
3. Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas
Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
a. Amalan Hati
Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.
b. Amalan Lidah
Perbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran.
c. Amalan Anggota Tubuh
Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria).
SEBAB-SEBAB TURUNNYA KADAR IMAN :
Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal) :
1. Kebodohan
Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.
2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan
Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana.
Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).
Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.
3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa
Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.
4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, “..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.
Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :
1. Syaitan
Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.
2. Bujukan dan rayuan dunia
Allah SWT berfirman : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).
Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah, menonton TV, bertemu teman dan keluarga, seharusnya semua itu ditujukan untuk meraih pahala akhirat. Tidak secuilpun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah. Ibnul Qayyim mengibaratkan hati sebagai suatu wadah bagi tujuan hidup manusia (akhirat dan duniawi) dengan kapasitas (daya tampung) tertentu. Ketika tujuan duniawi tumbuh maka ia akan mengurangi porsi tujuan akhirat. Ketika porsi tujuan akhirat bertambah maka porsi tujuan duniawi berkurang. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.
3. Pergaulan yang buruk
Rasulullah bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).
Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.
Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui “sebab-sebab naik-turunnya iman” dalam tulisan ini. Mari kita ingatkan teman-teman kita dengan menyebarkan tulisan ini.
Sumber :
1. Sebab-sebab Naik Turunnya Iman, oleh Syaikh Abdur Razzaaq al-Abbaad
2. Asma’ul Husna, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
3. Penawar Hati yang Sakit, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

http://kebunhidayah.wordpress.com/2009/05/19/sebab-sebab-naik-turunnya-iman-dan-cara-meningkatkan-keimanan/

.